Mereka bertemu jodoh,
setelah masing-masing tinggal dengan jarak 65 kilometer. Satu dari tiga
orang bahkan mengaku menemukan jodoh dari jarak tak lebih dari 8
kilometer. Sedangkan 38 persen responden jatuh cinta dengan orang dari
daerah yang sama.
Kebanyakan mereka
dipertemukan oleh suatu acara atau diperkenalkan teman. Sebanyak 16
persen responden mengatakan, awalnya jarak adalah masalah buat mereka.
Namun setelah sekitar 3,5 bulan, mereka menyadari memang ditakdirkan
untuk bersatu.
Ada 36 persen responden
yang mengaku ingin menikah dengan orang dari daerah atau sekolah yang
sama. Mereka merasa, hidup berdekat-dekatan adalah titik awal membangun
cinta. Hal-hal akan berjalan lebih lancar.
Namun, 48 persen merasa
hubungan jarak jauh terlalu susah dipertahankan. Itu terlalu mahal, kata
mereka. Hanya sekitar 18 persen yang tertarik mengejar hubungan dengan
jarak sekitar 38 kilometer.
Bagi sekitar 68 persen
responden, jarak bukan hal relevan untuk dijadikan penghalang dalam
hubungan percintaan. Survei yang sama menemukan, 61 persen percaya ada
seseorang istimewa di luar sana yang diciptakan untuk mereka.
Tak merasa masalah jika
harus keliling dunia untuk menemukannya. Sebab, mereka termasuk lebih
dari setengah responden yakin pertemuan dengan jodoh telah ditentukan
oleh nasib.
Benjamin Bak, pendiri aplikasi kencan Lovoo,
berkomentar terhadap hasil survei itu. “Ini harus mendorong siapapun
berharap menemukan pasangan mereka. Sebab, menurut survei ternyata
mereka tidak berada dalam ratusan kilometer,” katanya.
“Meski mobilitas mulai
terbuka lebar ke seluruh dunia, seseorang cenderung berjodoh dengan
mereka yang tinggal dari daerah yang sama,” Benjamin melanjutkan,
seperti dikutip laman Daily Mail.
sumber | oke77.blogspot.com | http://life.viva.co.id/news/read/462174-survei--rumah-jodoh-anda-hanya-sejauh-65-kilometer
total komentar :
|