Tak tanggung-tangung, Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 itu rela merogoh kocek hingga 300 juta euro atau setara Rp 4,6 triliun, demi mendapatkan 75% saham Nerazzurri.
Seperti dikutip dari New York Times, Jumat ( 27/9/2013), Presiden Inter Milan, Massimo Moratti mengatakan, proses pengambilalihan klub ke Erick membutuhkan waktu sekitar satu bulan hingga perjanjian disepakati.
Kiprah adik Boy Thohir di dunia olah raga sudah terbukti. Bos TV One itu tercatat menguasai saham klub basket Philadelphia 76ers, Satria Muda, Indonesia Warriors, serta dua klub sepak bola yaitu D.C. United dan Persib Bandung.
Erick memang bercita-cita menjadikan olah raga sebagai hobi, tapi juga lahan bisnis yang menguntungkan bagi atlet dan pemilik klub. Dia yakin bisnis di bidang tersebut akan besar dan menjanjikan seperti yang sudah tercipta di negara-negara maju.
Tak hanya olah raga, sepak terjang Erick di dunia bisnis juga tak diragukan lagi. Erick memiliki kerajaan media yang terdiri dari beberapa stasiun radio, saluran televisi, surat kabar nasional, majalah olahraga, perusahaan periklanan dan media online.
Lalu bagaimana sepak terjang Erick di dunia bisnis, berikut ringkasannya seperti dikutip dari New York Times, goal.com, AsiaNews.It, dan beberapa sumber lainnya :
Darah bisnis Pria berusia 43 tahun ini mengalir dari ayahnya Teddy Thohir, yang merupakan salah satu pendiri Astra International bersama William Soeryadjaya.
Saat alumnus National University, California tersebut kembali dari Amerika Serikat pada 1993, dan langsung membantu perusahaan milik keluarga yang bergerak di pertambangan batu bara, properti, restoran serta otomotif.
Pemilik Grup Mahaka ini diberi tugas untuk menangani bisnis makanan yaitu Hanamasa dan Pronto. Namun rencana ekspansi harus terhambat karena tingginya suku bunga bank saat krisis moneter 1998.
Lari dari Usaha Keluarga ke Bisnis Pribadi
Kiprah Erick di usaha keluarganya terhenti saat ia bersama dengan teman-teman kuliahnya di AS seperti M. Lutfi, Wisnu Wardhana, dan Harry Zulnardy mengajak untuk membuka usaha pada 1998. Obrolan yang pernah mereka bicarakan semasa kuliah.
Erick yang memang senang tantangan menyambut baik rencana sahabatnya itu. Rencananya sempat mendapat penolakan dari keluarganya, yang minta Erick untuk melanjutkan saja usaha keluarganya.
Semakin dihalangi, Erick makin ngotot akhirnya keluarganya menyetujui langkahnya. Dengan satu syarat, jika dia membangun bisnis sendiri, Erick tak boleh ikut terlibat dalam operasional, cukup menjadi komisaris. Seluruh usaha keluarga dilanjutkan Boy Thohir yang saat ini menjadi pengusaha yang sangat disegani di Indonesia dan masuk dalam daftar orang terkaya versi majalah Forbes.
Setelah lepas dari bisnis keluarga, Erick dan teman-temannya pun memulai bisnis trading mulai dari semen, kapur hingga beras. Bisnis yang dijalani keempatnya sukses. Lalu didirikanlah mendirikan Mahaka Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, keuangan dan media.
Jadi Raja Media
Lewat kibaran bendera Grup Mahaka, pada 1999, membangun Radio One Jakarta. Berikutnya, November 2000, membeli harian Republika yang saat itu berada di ambang kebangkrutan.
Karena belum berpengalaman di bisnis media, ia mendapat bimbingan dari ayahnya serta Jakob Oetama dari Kompas dan Dahlan Iskan dari Jawa Pos.
Erick menjadi Presiden Direktur PT Mahaka Media hingga 30 Juni 2008, ia kemudian menjabat sebagai komisioner sejak Juni 2010 hingga kini.
Mahaka Group kemudian membeli pula Harian Indonesia dan diterbitkan ulang dengan nama Sin Chew-Harian Indonesia dengan konten editorial dan pengelolaan dari Sin Chew Media Corporation Berhad yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Media ini kemudian dikelola secara independen oleh PT Emas Dua Ribu, mitra perusahaan Mahaka Media.
Hingga 2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest; Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan Republika; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio.
Selain di bidang media Erick juga memiliki usaha dibidang periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia juga pendiri dari organisasi amal Darma Bakti Mahaka Foundation dan Dompet Dhuafa Republika, serta menjadi Presiden Direktur VIVA grup, dan Beyond Media.
Teman-teman Sukses Erick Thohir
Perjalanan karier Erick tak lepas dari pengaruh teman-teman terbaiknya, yaitu M. Lutfi, Wisnu Wardhana, dan Harry Zulnardy. Erick bercerita, keberhasilan bisnis trading yang dijalaninya berkat kerja sama yang kompak antara ia dan rekan-rekannya.
Menurut dia, Lutfi tukang lobi yang bagus, Erick pedagang yang bagus, dan Wisnu tukang hitung yang bagus. Kolaborasi itu yang membuat bisnis mereka terus berkembang pesat. Lalu sekarang di mana sahabat karib Erick?
Lufti kini menjabat duta besar Indonesia untuk Jepang. Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1969 adalah seorang pengusaha dan pejabat negara Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Pada usia 29 tahun, Lutfi menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia untuk Jakarta Yang Lebih Baik (HIPMI JAYA) periode 1998-2001, dan kemudian menjadi Ketua Nasional HIPMI pada periode 2001-2004.
Teman Erick lainnya, Wisnu Wardhana saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk. Di Mahaka, Wisnu sempat menduduki posisi Direktur pengelola Mahaka.
Wisnu juga didaulat menjadi Ketua APEC CEO Summit 2013. Dan saat ini dia merupakan Ketua APEC Advisory Business Council (ABAC) Indonesia. Sebelumnya, jabatan ini dipegang oleh John A. Prasetyo. Perwakilan Indonesia lainnya di ABAC adalah Anindya Bakrie.
Terakhir Harry Zulnardy, sejak 2005 menjabat sebagai komisaris PT. Mahaka Media Tbk. Harry juga menempati beberapa posisi di Mahaka Group yaitu sebagai Direktur PT. Mahaka Industri Perdana, Direktur PT. Mahaka Media Perdana, Direktur PT. Indopac Usaha Prima, Direktur Utama PT. Ogspiras Basya Pratama, Direktur PT. Sarana Daya Mandiri, Wakil Ketua Yayasan Dharma Bakti Mahaka dan Presiden Klub Basket Satria Muda Jakarta.
Orang Asia Pertama di Klub Italia
Erick juga sangat cinta dunia olah raga, terutama basket. Dia bahkan mendirikan klub Bola Basket Mahaka Satria Muda Jakarta dan Mahaputri Jakarta.
Dia yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PERBASI periode 2006–2010, kini menduduki posisi Presiden Southeast Asian Basketball Association (SEABA) selama dua kali, yaitu periode 2006–2010 dan 2010–2014. Pada 2012 Erick dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012.
Erick bersama rekannya Jason Levien memiliki saham di salah satu club basket NBA Philadelphia 76ers. Erick juga memiliki Club sepakbola DC United yang berbasis di Amerika Serikat.
Selain itu, akhir-akhir ini Erick sering disebut-sebut sangat berminat membeli Intermilan, klub sepak bola ternama asal Italia. Bahkan Erick sudah ketemu langsung pemilik saham dari Intermilan, Massimo Moratti.
Klub ini meraih 18 gelar Liga Italia, hanya kalah oleh Juventus yang meraih 29 gelar. Di bawah kepimimpinannya, Inter meraih lima gelar Serie A, satu gelar Liga Champions tahun 2010 dan satu Piala UEFA.
Jika transaksi ini selesai, Erick bakal menjadi orang Asia pertama yang menjadi pemilik klub sepak bola di Italia.
sumber | oke77.blogspot.com | http://bisnis.liputan6.com/read/704535/erick-thohir-pebisnis-lokal-yang-lagi-jadi-buah-bibir-di-italia?wp.hdln
total komentar :
|