Hingga akhirnya, seluruh aset yang pernah ia kumpulkan ludes. Rigol bahkan tak diakui keluarganya.
Ia pun putus asa. Tanpa
rumah, uang, dan orang yang mengasihi, ia ibarat tak punya kehidupan.
Suatu malam, hujan turun begitu deras. Ia berkeliaran di jalanan
sendirian.
Saat itu, pria 47 tahun
itu akhirnya memutuskan tinggal bersama sahabat karibnya. Yang unik,
sahabatnya itu bukan lagi manusia. Ia hanya tinggal sebongkah kerangka
di sebuah pemakaman khusus.
Namun, di sana Rigol
akhirnya membangun "istana". Di dalam ruang bawah tanah yang bisa
menampung enam mayat, pria kesepian itu meringkuk.
Ia hampir tak tahu seperti apa cuaca di luar sana. Hidupnya terbatas pada sepetak ruang yang tak seberapa luas.
Hampir setiap hari, ia
mengaku menyempatkan diri meminta makanan di pusat kota. Namun, itu
hanya sekejap. Rigol kembali ke ruang pemakaman yang kini disebutnya
"rumah".
“Kalau hari hujan, saya
tetap di dalam. Tapi, Tuhan tidak pernah membiarkan saya kelaparan.
Setiap kali membutuhkan sesuatu, ada yang tiba-tiba memberi saya,”
katanya, seperti dikutip laman Mirror.
Rigol memang kini nyaris
tak punya asa. Ia mengaku lebih takut hidup daripada mati. “Saya tidak
begitu baik di sekitar orang hidup. Di sini rasanya lebih tenang. Cocok
untuk saya,” ujarnya.
Meski begitu, ia
menyadari dirinya takkan selamanya tinggal bersama kerangka orang
meninggal. Ia ingin keluar dari tempat yang selama 13 tahun membekapnya.
Rigol bahkan masih ingin memiliki rumah sendiri.
“Tak apa, meski itu hanya
kamar tidur dan kamar mandi,” ia melanjutkan. Suatu saat, ia bermimpi
bisa kembali bekerja. Rigol yakin, hidupnya tak berhenti sampai di sini.
Lantas, apa yang
ditunggunya untuk bangkit? Tak ada yang tahu jawabannya, termasuk Rigol
sendiri. Ia mungkin hanya belum menemukan saat yang tepat.sumber | oke77.blogspot.com | http://life.viva.co.id/news/read/455939-13-tahun--pria-ini-tinggal-bersama-kerangka-sahabatnya
total komentar :
|