"Mereka mengambil makanan saya, saya bisa membeli yang baru, tapi obat-obatan itu penting bagi saya," imbuh wanita berusia 72 tahun ini.
Chaluay bersama suaminya sudah bertahun-tahun berusaha memerangi kera-kera nakal tersebut. Pasangan suami-istri ini memiliki serangkaian peralatan anti-kera, mulai dari ketapel yang berfungsi menghalau hewan-hewan itu, hingga gembok buatan sendiri yang dipasang pada lemari pendingin.
Total ada sekitar 150 rumah warga di desa Khlong Charoen Wai ini yang menjadi korban penjarahan segerombolan kera yang juga dijuluki 'lautan kera'. Desa Khlong Chareon Wai yang berada di Provinsi Chachoengsao ini terletak di wilayah pantai timur Thailand, yang berjarak sekitar 80 km dari ibukota Bangkok. Sebagian warga desa ini memiliki tambak udang untuk menghidupi keseharian mereka.
Diduga kera-kera berekor panjang ini merangsek masuk ke dalam desa karena habitat mereka terancam. Semakin meningkatnya tambak udang milik warga ditambah dengan adanya penggundulan hutan diyakini menjadi penyebab hijrahnya para kera ke wilayah pemukiman warga.
"Dulu mereka mudah mencari makan tapi ketika hutan makin berkurang, mereka harus mencari makanan di rumah-rumah warga. Terkadang, nyaris ratusan kera datang dalam waktu yang bersamaan -- terutama ketika fajar dan senja saat udara lebih dingin. Mereka tahu itu saatnya untuk makan," jelas kepala desa setempat, Chatree Kaencharoen.
Otoritas setempat berusaha keras untuk mencegah aksi penjarahan oleh para kera ini. Namun nampaknya usaha yang mereka lakukan kurang berhasil.
sumber | oke77.blogspot.com | http://news.detik.com/read/2013/08/29/172817/2344509/1148/waduh-desa-di-thailand-diserbu-dan-dijarah-sekelompok-kera?991101mainnews
total komentar :
|