Keempatnya terlahir dengan penyakit langka bernama Congenital Hypertrichosis Lanuginosa.
Istilah populernya adalah sindrom manusia serigala. Sekujur tubuh
mereka dipenuhi rambut secara berlebihan. Sampai-sampai, rambut hitam
tebal terlihat jelas di bagian kening mereka.
Tak ayal, keluarga
Budhatoki hidup tertekan dalam lingkungan sosial. Anak-anaknya kerap
menjadi bahan cemoohan. Bagi mereka, itu bisa diartikan akhir dari
dunia. “Lebih dari diri saya sendiri, saya khawatir dengan anak-anak
saya. Mereka diejek oleh teman-teman sekelasnya,” ungkap Devi, seperti
dilansir laman Daily Mail.
Ironisnya, sindrom yang mereka derita tak bisa diobati. Satu-satunya jalan adalah melalui perawatan hair removal.
Demi kehidupan sosial yang lebih baik, Devi membawa anak-anaknya
menjalani terapi laser di Rumah Sakit Dhulikhel di Kavre, pinggiran kota
Kathmandu.
Perjalanan naik-turun
melintasi perbukitan Nepal itu bisa dibilang perjuangan keluarga
Budhatoki menuju kehidupan normal. Mereka begitu ingin mencicip rasa
menjadi manusia biasa. Tanpa rasa hina.
Setelah terapi laser
dilakoni, anak-anak Devi jadi lebih ceria. Mereka seakan mendapat nyawa
baru. Senyum selalu terkembang di wajahnya. “Anak-anak saya telah
mengatakan pada teman-temannya, dia akan kembali dengan wajah baru dan
mereka tak bisa lagi menggodanya,” kata Devi lagi, sambil tersenyum
lega.
Foto-foto perjalanan keluarga Budhatoki menggapai kehidupan normal bisa dilihat melalui galeri ini.
sumber | oke77.blogspot.com |http://life.viva.co.id/news/read/456747-foto--perjuangan--manusia-serigala--menuju-hidup-normal
total komentar :
|