Penjual Bakso di Cipete Gunakan Daging Babi karena Daging Sapi Mahal
Sebuah kios penggilingan daging yang menjual butiran bakso mengandung daging babi digerebek polisi. Sang pemilik diduga mencampurkan daging babi ke dalam baksonya karena harga daging sapi melambung tinggi.
"Alasannya daging sapi sedang mahal. Harganya bisa Rp 90 ribu per kg. Sedangkan daging babi 45 ribu per kg. Diduga alasannya karena itu," ujar Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Nurhasan, saat dihubungi detikcom, Rabu (12/12/2012).
Penggerebekan yang dilakukan oleh jajaran Polda Metro Jaya dan Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan ini dilakukan setelah dilakukan pengintaian selama tiga minggu.
Di dalam kios sederhana berukuran yang beralamat di Jalan Damai, Kelurahan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu terdapat puluhan daging babi."Ditemukan daging babi 50 kg dan daging yang sudah diolah menggunakan tepung 15 kg," lanjutnya.
Saat digerebek, terdapat seorang pemilik kios, Eka, dua orang karyawan kios dan dua orang pembeli bakso bernama Bahirun dan Suryono. Namun menurut Nurhasan, kedua pembeli bakso tersebut mengaku tidak mengetahui bahwa bakso yang mereka beli merupakan campuran daging babi.
"Pembeli mengaku berdagang di sekitaran kebayoran baru. Mereka ini pedagang keliling," tutur Nurhasan.
Saat ini Eka sudah berada di Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Hati-hati! Daging Babi dan Sapi pada Bakso Susah Dibedakan
Para penikmat bakso diminta untuk lebih berhati-hati memilih lokasi warung favorit mereka. Sebab, bisa jadi di warung itu ada bakso berdaging babi.dr Eko Hendri, dokter hewan dari Suku Dinas Peternakan Jakarta Pusat, mengatakan, sangat sulit membedakan antara daging sapi dan daging babi secara kasat mata dari warnanya. Satu-satunya cara adalah dengan uji laboratorium.
"Jangankan sudah jadi bakso, masih berupa daging segar aja susah. Apalagi niatnya malsuin, pasti disamarin," kata Eko saat berbincang dengan detikcom, Rabu (12/12/2012).
Bila warna sudah tak bisa, bagaimana dengan rasa? Eko tak bisa menjawab pasti. Sebab, urusan rasa, setiap daging juga hampir sama. Kecuali ada pelanggan tetap sebuah warung yang menemukan rasa berbeda dalam dagingnya.
"Misalkan saya sudah fanatik dengan merek A, saya tahu merek A, seperti ini. Yang seperti itu baru bisa dibedain, kalau kita nggak fanatik dengan rasa tertentu, nggak bisa," jelasnya.
Karena itu, Eko hanya bisa mengimbau agar masyarakat lebih hati-hati memilih warung bakso. Carilah warung yang memiliki reputasi baik dan memililki label halal.
"Kalau di tempat terkenal, nggak mungkin karena bisa jadi reputasinya ikut jelek. Kalau di rumahan itu harus dicurigain," imbuhnya.
Di Jakarta Pusat, Eko dan jajarannya sudah mengambil beberapa sampel bakso yang dicurigai menggunakan bahan daging babi. Namun setelah dicek, ternyata hasilnya negatif.
"Kita juga akan periksa terus," ungkapnya.
Sebelumya, Polda Metro Jaya menggerebek sebuah warung bakso di Cipete, Jaksel. Diduga, sang pemilik warung menggunakan campuran daging babi dalam baksonya. Daging sapi yang mahal membuat sang pelaku nekat berbuat demikian. Daging sapi saat ini di kisaran Rp 90 ribu/kg, sedang daging babi Rp 45 ribu/kg.
sumber (edan77.blogspot.com) :http://news.detik.com/read/2012/12/12/153111/2116661/10/penjual-bakso-di-cipete-gunakan-daging-babi-karena-harga-sapi-mahal?991104topnews | http://news.detik.com/read/2012/12/12/161259/2116720/10/hati-hati-daging-babi-dan-sapi-pada-bakso-susah-dibedakan?991104topnews
total komentar :
|