PBB tengah mengujicoba tenda model baru untuk ditempatkan di lokasi pengungsian. Tenda baru ini diklaim lebih bagus dan lebih layak huni dibandingkan sejumlah tenda yang sebelumnya digunakan di kamp pengungsian.
Penampakan kamp pengungsi yang dikelola PBB, sejak beberapa dasawarsa terakhir terlihat sangat khas. Ditandai dengan tenda-tenda putih yang kelihatan kumuh dan kadang sudah sobek.
Biasanya tenda semacam itu hanya tahan enam bulan, tergantung tiupan angin, intensitas sinar matahari atau buruknya cuaca. Rocco Nuri, jurubicara tim inovasi Badan PBB untuk Masalah Pengungsian UNHCR, mengatakan bahwa tenda model lama tersebut dibuat untuk kasus darurat dan tidak diciptakan untuk pemakaian dalam waktu yang lama.
"Bila lampu dinyalakan malam hari, bayangan penghuninya yang berada di dalam pasti terlihat dari luar. Banyak pengungsi merasa terganggu karena itu," ujar Nuri kepada Deutsche Welle,
Selain itu, apabila berada di dalam tenda tersebut akan terasa sangat gerah di musim panas dan terasa dingin menusuk tulang saat masuk musim dingin. Tenda model ini memang dibuat untuk pemakaian jangka pendek. Namun tidak jarang terdapat pengungsi yang tinggal bertahun-tahun di dalamnya.
Karena itu, setelah menjalani tiga tahun masa pengembangan, tenda yang lebih kuat dan lebih mirip pondok darurat kini diuji coba. Pondok ini dibuat di bawah pimpinan organisasi Swedia 'Refugee Housing Unit'.
IKEA Foundation mendanai proyek ini dengan sumbangan 3,4 juta Euro. Jadi tidaklah kebetulan bila prinsip bangunan pondok itu menyerupai sistem 'knock down' lemari dan rak-rak buatan perusahaan mebel raksasa Swedia IKEA.
Akhir Juni 2013, UNHCR mengirimkan tenda berbentuk pondok yang bobot per unitnya sekitar 100 kilogram ini, ke wilayah pengungsian Dolo Ado, Ethiopia. Kamp yang dihuni sekitar 190 ribu pengungsi itu terutama menampung pengungsi dari negara tetangganya Somalia.
Sejumlah paket yang berisikan bagian-bagian untuk sebuah pondok, dapat diangkat oleh dua orang. Isinya berupa dinding-dinding yang terbuat dari plastik lentur. Sementara tiang-tiang metal, kawat dan bagian penyambung dimasukkan ke sebuah tas khusus. Untuk membangunnya tidak diperlukan alat ekstra.
"Yang kini diuji coba di kamp pengungsi adalah pondok yang diharapkan tahan tiga tahun. Dan berkat sel surya, mendapat pasokan listrik mandiri. Cukup memberikan perlindungan dari cuaca buruk, lebih menawarkan ruang lingkup pribadi dan lebih mudah diperbaiki serta diperluas ketimbang tenda konvensional," ujar Nuri.
Ia juga optimis pondok darurat itu akan disukai. Apalagi telah dihitung, bila tenda seharga 1.000 Euro per unit itu bisa dihuni untuk jangka panjang, maka nilainya menjadi lebih murah ketimbang tenda putih dari kain. [ikh]
sumber | edan77.blogspot.com | http://teknologi.inilah.com/read/detail/2009810/ini-dia-tenda-model-baru-untuk-pengungsi#.UeERPKyWLvA
Biasanya tenda semacam itu hanya tahan enam bulan, tergantung tiupan angin, intensitas sinar matahari atau buruknya cuaca. Rocco Nuri, jurubicara tim inovasi Badan PBB untuk Masalah Pengungsian UNHCR, mengatakan bahwa tenda model lama tersebut dibuat untuk kasus darurat dan tidak diciptakan untuk pemakaian dalam waktu yang lama.
"Bila lampu dinyalakan malam hari, bayangan penghuninya yang berada di dalam pasti terlihat dari luar. Banyak pengungsi merasa terganggu karena itu," ujar Nuri kepada Deutsche Welle,
Selain itu, apabila berada di dalam tenda tersebut akan terasa sangat gerah di musim panas dan terasa dingin menusuk tulang saat masuk musim dingin. Tenda model ini memang dibuat untuk pemakaian jangka pendek. Namun tidak jarang terdapat pengungsi yang tinggal bertahun-tahun di dalamnya.
Karena itu, setelah menjalani tiga tahun masa pengembangan, tenda yang lebih kuat dan lebih mirip pondok darurat kini diuji coba. Pondok ini dibuat di bawah pimpinan organisasi Swedia 'Refugee Housing Unit'.
IKEA Foundation mendanai proyek ini dengan sumbangan 3,4 juta Euro. Jadi tidaklah kebetulan bila prinsip bangunan pondok itu menyerupai sistem 'knock down' lemari dan rak-rak buatan perusahaan mebel raksasa Swedia IKEA.
Akhir Juni 2013, UNHCR mengirimkan tenda berbentuk pondok yang bobot per unitnya sekitar 100 kilogram ini, ke wilayah pengungsian Dolo Ado, Ethiopia. Kamp yang dihuni sekitar 190 ribu pengungsi itu terutama menampung pengungsi dari negara tetangganya Somalia.
Sejumlah paket yang berisikan bagian-bagian untuk sebuah pondok, dapat diangkat oleh dua orang. Isinya berupa dinding-dinding yang terbuat dari plastik lentur. Sementara tiang-tiang metal, kawat dan bagian penyambung dimasukkan ke sebuah tas khusus. Untuk membangunnya tidak diperlukan alat ekstra.
"Yang kini diuji coba di kamp pengungsi adalah pondok yang diharapkan tahan tiga tahun. Dan berkat sel surya, mendapat pasokan listrik mandiri. Cukup memberikan perlindungan dari cuaca buruk, lebih menawarkan ruang lingkup pribadi dan lebih mudah diperbaiki serta diperluas ketimbang tenda konvensional," ujar Nuri.
Ia juga optimis pondok darurat itu akan disukai. Apalagi telah dihitung, bila tenda seharga 1.000 Euro per unit itu bisa dihuni untuk jangka panjang, maka nilainya menjadi lebih murah ketimbang tenda putih dari kain. [ikh]
sumber | edan77.blogspot.com | http://teknologi.inilah.com/read/detail/2009810/ini-dia-tenda-model-baru-untuk-pengungsi#.UeERPKyWLvA
total komentar :
|