Meskipun memiliki bobot 102,2 kg dan tidak bisa menggunakan baju dengan
ukuran XXL, Eta (23) beranggapan 'big is beauty'. Ia masih cuek dan
belum merasa perlu untuk menurunkan bobotnya. Hingga suatu hari Eta
melihat foto dirinya di pernikahan kakaknya dan mulai merasa malu dengan
ukuran tubuhnya.
Setelah itu, salah satu teman Eta yang juga
mengalami kelebihan berat badan mengajaknya untuk fitness. Tanpa pikir
panjang, Eta langsung menerima ajakan temannya tersebut.
Hari
pertama datang ke tempat fitness, Eta langsung menimbang berat badan
untuk mengetahui penurunan bobotnya nanti. Saat itu angka timbangan
menunjukkan angka 102,2 kg. Dengan tinggi badan 165 cm, bobot Eta hampir
2 kali bobot idealnya. Niat Eta pun semakin besar untuk bisa menurunkan
berat badannya.
Sebulan pertama fitness Eta berhasil menurunkan
bobotnya sebesar 5 kg. Ia pun melanjutkan sesi fitnessnya dan dalam 4
bulan berikutnya bobot Eta turun lagi sebesar 14 kg. Namun, setelah itu
bobotnya berhenti turun. Ia sempat merasa bimbang dan putus asa.
Tak
mau berlama-lama berdiam diri, Eta kemudian mencari informasi tentang
pengaturan pola makan untuk menurunkan berat badan. Akhirnya ia
menemukan artikel di internet yang menyarankan untuk makan 6 kali
sehari. Awalnya ia sempat bingung, bagaimana mungkin makan sesering itu
bisa membuat tubuh langsing?
Walaupun begitu, Eta mulai mencoba
mengikuti anjuran dari panduan tersebut, yaitu makan berat 3 kali dan
cemilan 3 kali per hari. Semua menu yang dimakannya setiap hari diubah.
Eta menghindari konsumsi santan, minyak goreng, dan makanan berkalori
tinggi seperti gula dan nasi putih.
Untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, Eta selalu makan nasi merah dengan lauk pauk yang tidak
digoreng dan sayuran rebus atau tumis. Untuk cemilan, Eta selalu
menyediakan buah seperti apel dan pepaya.
Alhasil dengan olahraga
teratur 5-6 kali seminggu, mengatur pola makan sehat, plus mengontrol
kandungan lemak dan kalori yang masuk ke tubuh, total bobot Eta turun
sebanyak 26 kg dalam 8 bulan. Penurunan ini dimulai sejak awal fitness
sampai saat ini, dari yang semula 102,2 kg menjadi 76 kg.
Ukuran
baju XXL yang sebelumnya tidak cukup, kini justru Eta bisa memakai baju
dengan ukuran M atau L. Ukuran celananya pun turun dari 38 menjadi 32.
Menurut
Eta, berdasarkan pengalamannya diet disertai olahraga cardio dan angkat
beban adalah solusi tepat untuk menurunkan berat badan. Bukan hanya
bobot saja yang turun, tapi otot pun akan terbentuk dengan indah.
Meskipun
bobotnya sudah turun 26 kg, Eta masih akan tetap melanjutkan kebiasaan
sehat ini untuk mencapai target berat badan idealnya, yaitu 60 kg
Before |
After |
total komentar :
|