Nyaris tak ada yang tersisa saat gelombang tsunami menyapu
Rikuzentakata, Prefektur Iwate, 11 Maret 2011 lalu. Begitu pula dengan
hutannya. Dahan-dahan patah, akar pepohonan tercerabut ikut hanyut ke
laut. Hutan Takata-Matsubara yang ditumbuhi 70 ribu berubah menjadi
pantai. Tapi, ada satu yang masih bertahan. Sebuah pohon pinus
setinggi 88 kaki atau setara 26,8 meter. Ia tetap menjulang kokoh
dihantam tsunami. Tak cuma sekali, tapi tiga kali. Sebelumnya, pohon itu
juga selamat dari tsunami besar, di tahun 1896 dan 1933. Namun,
meski tak tumbang dihantam gelombang, pohon itu akhirnya mati 18 bulan
pasca bencana. Akibat perubahan lingkungan yang ekstrem. Kini,
pohon pinus "ajaib" itu kembali dihidupkan. Bahkan diabadikan. Di
tempatnya tumbuh selama 173 tahun, batang-batangnya yang telah
diawetkan, diberi tulang dari karbon, dan diberkati dengan ritual
Shinto, kembali ditegakkan. Daun tiruan dari plastik ditempelkan di
dahannya, menggantikan dedaunan yang telah rontok. Pohon
tersebut dijadikan monumen untuk mengenang 19.000 korban tewas dan
hilang dalam salah satu bencana paling dahsyat yang pernah menimpa
Jepang. Sebuah pelat berukuran 3x3 cemtimeter dipasang di pangkal
batang. Bertuliskan, "berdoa agar pulih dari bencana." Ajakan untuk
terus berharap. "Kami menanamkan apa yang tertulis di plat
tersebut dalam pikiran," kata Kazuya Nakahara, yang membuat plat
tersebut, seperti dimuat News.com.au, Selasa (12/3/2013). Dampak
gempa 9 skala Richter yang diikuti gelombang tsunami raksasa memang
dahsyat, menyebabkan 19 ribu orang tewas dan dinyatakan hilang.
Sementara 300 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Masih banyak yang
belum bisa pulang hingga saat ini. Jepang juga belum lepas dari
dampak luruhnya reaktor PLTN Fukushima Dai-ichi yang memicu bencana
nuklir terparah yang dialami Negeri Sakura pasca Perang Dunia II. (Ein)
sumber | wowunic.blogspot.com | http://news.liputan6.com/read/533406/pinus-ajaib-yang-selamat-dari-tsunami-jepang-kini-jadi-monumen