"Jadi supaya populer mungkin mereka "menembak" yang populer dulu," kata CEO Katapedia Indonesia, Deddy Rahman, di Cikini, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Hal itu merespons pertanyaan soal alasan Gerindra menjadikan Jokowi sebagai sasaran tembak. Deddy memaparkan beberapa strategi yang dilakukan tim media Gerindra dengan menjadikan Jokowi sebagai sasaran tembak. Strategi tersebut antara lain menagih janji Mega-Prabowo untuk menjegal pencalonan Jokowi sebagai presiden, Prabowo lebih hebat dari Jokowi, dan blusukan Jokowi menjadi kampanye gratis karena menggunakan dana negara.
"Termasuk menggulirkan isu Jokowi tetap bertahan di DKI karena alasan kinerjanya belum selesai," ucapnya.
Dalam survei tersebut, Gerinda menjadi partai terpopuler di Twitter dengan angka 19,67 persen. Sementara itu, popularitas parpol lainnya secara berturut-turut antara lain Partai Nasdem (13,68 persen), PKS (12,97 persen), PDI-P (12,12 persen), Partai Golkar (11,45 persen), Partai Hanura (10,17 persen), PPP (9,84 persen), dan Partai Demokrat (9,65 persen).
Katapedia melakukan survei terhadap sepuluh partai politik di media sosial selama 30 hari dalam kurun waktu 1 November hingga 1 Desember. Deddy mengakui dua partai politik lainnya, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB), tidak bisa dimasukkan dalam survei karena alasan kesulitan mengambil data. Terkait dengan dana riset, Deddy mengaku tidak membutuhkan angka yang besar untuk mengadakan survei di media sosial.
"Lagi pula kami bukan lembaga konsultan politik," tandasnya.
sumber | oke77.blogspot.com | http://nasional.kompas.com/read/2013/12/02/1539283/Gerindra.Disebut.Dompleng.Popularitas.Jokowi.dengan.Cara.Ini?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp
total komentar :
|