Bagaimana bisa? Peneliti mengamati 1.600 orang berusia 53-97 tahun yang tidak mengalami gangguan penciuman selama 10 tahun, termasuk menguji kemampuan partisipan untuk mencium 8 jenis aroma, di antaranya aroma cokelat dan kopi, sebanyak tiga kali selama studi. Kebiasaan olahraga partisipan juga dicatat oleh peneliti.
Selama studi pun tercatat 28 persen partisipan berusia 53 tahun ke atas mengalami gangguan penciuman. Dan dari situ ditemukan kaitan antara kebiasaan olahraga dengan kemampuan indera penciuman partisipan, setelah peneliti menyesuaikannya dengan faktor usia maupun jenis kelamin.
Faktor risiko lain yang mempengaruhi penurunan kemampuan indera penciuman ini adalah kebiasaan merokok dan adanya polip pada hidung (deviated septum).
"Partisipan yang mengaku hanya berolahraga minimal sekali dalam seminggu saja sudah berisiko kecil untuk mengalami gangguan olfaktori (indera penciuman)," simpul peneliti seperti dilansir Livescience, Sabtu (19/10/2013).
Untuk itu, peneliti juga mengungkapkan semakin rutin berolahraga, semakin rendah risiko gangguan penciuman yang dialami seseorang.
Sayangnya peneliti tak tahu pasti bagaimana olahraga dapat melindungi kemampuan indera penciuman seseorang. Hanya saja peneliti menduga olahraga dapat meningkatkan fungsi otak terhadap kesehatan berbagai sistem dalam tubuh manusia, termasuk yang mempengaruhi fungsi penciuman.
Kendati begitu, peneliti mengatakan keduanya tidak memiliki hubungan sebab-akibat. Menurut peneliti, bisa jadi orang-orang yang rajin berolahraga jauh lebih sehat dan gaya hidupnya yang sehat itulah yang memberikan efek perlindungan terhadap sistem penciumannya.
sumber | oke77.blogspot.com | http://health.detik.com/read/2013/10/19/075621/2389830/766/yuk-rajin-olahraga-agar-indra-penciuman-tetap-tajam?l992203755
total komentar :
|