Dari kejauhan seorang pemuda paruh baya terpana, raut mukanya terheran-heran. "Eh kakak, siapa itu beli mobil?" tanya dia dengan logat kental Flores kepada kawannya.
Tak ada jawaban dari pertanyaaan itu, keduanya justru kompak melangkahkan kaki mendekat ke arah kerumunan orang. Minggu 13 Oktober 2013, menjadi akhir dari perjalanan ekspedisi 7 Wonders Terios.
Mobil jenis SUV (Sport Utility Vehicle) finis di pulau Komodo, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2.566 km selama 12 hari mulai dari
Jakarta sejak 1 Oktober.
Kehadiran Terios di pulau eksotis itu cukup mengherankan penduduk setempat. Maklum, tidak ada mobil yang menyeberang dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT hingga bersandar di dermaga pulau Komodo.
"Pikir penduduk di sana, ada dari mereka beli mobil," komentar Kapten Narsul, nahkoda kapal Blue Dargon yang membawa rombongan.
Tongkrongan Terios memang cukup kotor, debu dan tanah menempel di seluruh bodi serta ban. Wajar saja, mobil itu baru saja lulus dari "siksaan" melaju di daerah ekstrem.
Jantung pacunya kini bisa sedikit santai, tak lagi berdenyut kencang memompa tenaga ke empat roda. Terios yang diparkir di dek kapal merayakan kemenangan dengan "berjemur" disirami terik matahari.
Di pinggir kapal, senyum sumeringah terus mengembang dari wajah para bos Daihatsu. Mereka sudah pasti senang, kampanye produknya terutama soal ketangguhan terbukti.
"Ini bukan semata-mata hanya bagian dari promosi Terios di pasar. Tapi kami ingin mempromosikan juga tempat eksotis yang ada Indonesia. Diharapkan peserta dapat berbagi cerita tentang destinasi-destinasi menarik ini kepada masyarakat agar semakin ramai dikunjungi wisatawan," komentar Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT ADM saat menyambut kedatangan Terios di pulau Komodo.
Terios yang baru saja tampilannya disegarkan memulai petualangan dengan tema Hidden Paradise dari markas Daihatsu di Sunter, Jakarta. Pada Etape pertama, SUV tujuh penumpang bermesin 1.500cc itu menuju Pantai Sawarna.
Pantai eksotis di sebelah barat Pelabuhan Ratu, disukai oleh penggemar berselancar karena ketinggian gelombangnya.
Etape 2, dilanjutkan menuju desa Kinahrejo lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Di Etape 3, menuju Pegunungan Tengger yang terkenal akan lautan pasir Gunung Bromo dengan upacara Kesadha.
Belum sampai di situ, Etape 4 berlanjut menuju Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, yang dikenal sebagai Little Africa karena kontur alamnya berupa hamparan savana terluas di Pulau Jawa.
Etape 5, perjalanan berlanjut menyeberang ke Pulau Bali dan Pulau Lombok menuju Dusun Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Desa tradisional ini dikenal dengan kehidupan natural penduduk asli suku Sasak dengan rumah adat yang terbuat dari bambu beratapkan alang-alang.
Berlanjut Etape 6, menuju Dompu, sebuah kabupaten di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB), di mana Gunung Tambora yang terkenal akan ledakannya di jaman purba itu berada.
Dan terakhir, Etape 7, perjalanan menyeberang ke Pulau Komodo, menuju Taman Nasional Komodo yang merupakan habitat asli hewan purba komodo.
"Rombongan tiba di Labuan Bajo Sabtu dini hari (12/10), setelah menyeberang dari Mataram. Kondisi mobil tidak ada masalah sama sekali dalam perjalanan. Sebelum melanjutkan ke Pulau Komodo,
rombongan memberikan hewan kurban di masjid setempat," ujar Rio Sanggau, Domestic Marketing Division Head PT ADM.
Meski jejak Terios di pulau Komodo hanya sampai pinggir dermaga, pencapaian itu dinilai cukup bagi Daihatsu untuk bisa menambah pangsa pasar Terios sekaligus menjadi raja di segmen small SUV nasional.
Dalam ekspedisi ini, sebanyak tujuh unit Terios berwarna putih yang terdiri dari lima unit Terios TX MT dan dua unit Terios TX AT mengantar para peserta menikmati dan menemukan surga destinasi wisata tersembunyi sepanjang perjalanan.
Seberapa Laris?
Meski populasi Terios sangat langka di tanah Flores, mobil itu masih jadi primadona di kelasnya secara nasional.
Berdasarkan data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), New Terios yang diluncurkan akhir Agustus lalu sudah terjual 2.235 unit pada bulan berikutnya. Jika ditotal hingga awal Oktober ini jumlahnya mencapai 3.500 unit.
Adapun total penjualan Terios model lama dan baru sepanjang tahun ini (Januari-September) mencapai 19.484 unit, peringkat kedua dibawah saudara kembarnya Rush.
Minimnya model pesaing membuat Terios bisa leluasa bermain di kelasnya. Tak heran penjualan cukup kencang. Tapi bukan berarti mereka terlena, karena kompetitor sudah ancang-ancang menyodorkan model serupa.
Diakui mereka ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, salah satunya memperbanyak jaringan dealer dan bengkel di wilayah pelosok Indonesia, termasuk Flores.
Terios boleh saja tebar pesona melaju di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Tapi bagi penduduk di sana, untuk memboyong Terios ke garasi rumah adalah perkara susah.
Bukan soal uang, melainkan tidak adanya showroom dan bengkel resmi Daihatsu di sana. Kalau pun kepincut, mereka harus membelinya dari tempat paling terdekat, yakni Mataram (NTB) atau Makasar (Sulsel)
sumber | oke77.blogspot.com | http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/451677-kisah--penyiksaan--terios-temukan-surga-dunia-berakhir-di-komodo
total komentar :
|