Bagi kiper berusia 19 tahun yang baru bermain di dua tim ini, jumlah tersebut cukup besar.
Tetapi apakah ini adalah bonus kontrak? Uang muka? Uang untuk apartemen dan mobil seperti yang dijanjikan?
Siapa tahu? Dalam sepakbola Yunani, Lloyd-Weston cepat belajar yaitu "Anda tidak bertanya."
Lloyd-Weston bergabung dengan Kalloni atas saran temannya Nikos Galas, seorang pesepakbola Yunani yang memulai karirnya di klub lokal dan kembali ke pulau Lesbos setelah sempat latihan dengan beberapa klub Inggris.
Lloyd-Weston juga mencari peluang di klub setelah mengikuti akademi di Crewe Alexandra dan Stoke City.
Jiwa petualangnya membuatnya bersemangat mempelajari bahasa baru dan mengalami kultur sepakbola yang berbeda.
Kiper kelahiran Manchester ini jelas tidak berada di Kalloni untuk uang.
Klub yang berutang
Setelah menandatangani kontrak dua tahun dengan gaji bersih 250 euro per minggu, ia tahu ia tidak akan menjadi pemain kaya. Tapi ia mengharapkan upahnya bisa membayar tagihan utang.Sedihnya, amplop itu bukanlah pertanda baik. Apartemen dan mobil yang dijanjikan klub tak pernah terwujud.
Ketika seorang direktur datang ke tempat latihan lima bulan kemudian dan mengumumkan kepada para pemain bahwa performa mereka tidak cukup baik dan gaji setiap pemain dipotong 30%, Lloyd-Weston sudah diutangi gaji 2.000 euro oleh klubnya.
Di akhir musim, meski ia menikmati bermain sepakbola, pesepakbola Inggris itu terpaksa mengatakan pada klubnya bahwa ia tidak bisa lagi bermain di sana.
Pekan ini, FifPro, asosiasi pemain profesional internasional, menyarankan para pemain untuk berpikir dua kali sebelum bergabung dengan klub di Siprus, Yunani dan Turki.
"Klub-klub di liga itu melakukan apa pun untuk memikat pemain, menawarkan gaji besar, rumah mewah, rencana ambisius, bonus atau persentase pembayaran transfer di masa depan," kata FifPro.
"Sayangnya, banyak yang tidak menepati janji mereka. Umumnya, setelah beberapa bulan klub seperti itu ternyata kekurangan dana jadi pemain harus menunggu berbulan-bulan untuk dibayar.
"Kerap, mereka tidak pernah dibayar. Banyak pemain harus meninggalkan rumah mereka karena klub tidak bisa lagi membayar sewanya. Dan bonus tak pernah disebutkan lagi."
Klub miskin Indonesia
Kisah Diego Mendieta
Kisah paling tragis bisa jadi dialami pemain asal Paraguay Diego Mendieta, 32 tahun, yang meninggal dunia karena sakit pada Desember 2012.Di akhir hidupnya ia mengalami kesulitan ekonomi karena gaji sebesar Rp100 juta dari Persis Solo versi PT Liga Indonesia belum dibayar.
Kematian Mendieta tidak hanya menyesakkan bagi pencinta sepakbola di dalam negeri tetapi juga di luar negeri setelah media asing mengangkat kisahnya.
FifPro mengecam kasus itu dan mengancam akan melaporkannya ke FIFA, seperti ditulis di situs resmi FifPro saat itu.
"Jika benar kematian Diego Mendieta disebabkan kelalaian klubnya, maka ini sangat memalukan, ujar Sekjen FIFPro Divisi Asia, Frederique Winia. "Ini memalukan untuk semua pemain profesional di Indonesia."
"Saya tahu banyak cerita pemain yang tidak dibayarkan gajinya oleh klub-klub mereka, dan harus menunggu sampai berbulan-bulan. Tapi saya tak pernah mendengar kisah seperti ini, di mana ada seorang pemain sakit parah tapi dibiarkan begitu saja oleh klubnya."
Tak punya pilihan
Beberapa waktu lalu, mantan asisten pelatih timnas Indonesia Fabio Oliveira yang juga ditunggak gajinya mengatakan pada BBC Indonesia bahwa meski lelah menunggu, ia tak punya pilihan selain bertahan."Kalau saya pergi, justru saya yang rugi karena artinya saya tidak akan pernah melihat uang yang menjadi hak saya," kata warga negara Brasil itu.
Ia pun bercerita bahwa meski merasa kecewa, nasibnya masih jauh lebih baik dibandingkan Mendieta atau bakat asing lain yang terlunta-lunta di Indonesia.
"Saya tahu ada kawan pemain asing yang sampai jatuh sakit dan miskin karena gaji tak dibayar bertahun-tahun, sekarang ia mengamen di bus bersama anak balitanya," kata Fabio.
Sampai kapan mereka harus menunggu?
Kita tentu berharap Menpora baru bersama badan-badan terkait sigap bertindak agar kisah sedih Mendieta tak terulang dan pesepakbola yang bermain di klub Indonesia tak merasa terbuang.
sumber | oke77.blogspot.com | http://sport.detik.com/read/2013/08/23/193808/2339216/935/klub-miskin-bukan-hanya-di-indonesia?b992204BBC
total komentar :
|